Film ini dimulai dengan menggambarkan semangat pemberontakan Toby dan motivasinya untuk menargetkan lingkungan elit. Anvari berhasil menciptakan suasana yang campur aduk antara ketegangan dan komentar sosial, membuat penonton tertarik sejak awal. Sinematografi yang mencolok, dengan kontras antara grafiti berwarna-warni dan interior rumah yang suram, menyoroti perbedaan sosial yang ada.
Seiring perkembangan cerita, kita semakin mendalami motivasi dan konsekuensi dari tindakan Toby. Film ini menawarkan pandangan mendalam tentang trauma generasional dan dampak ketidaksetaraan sistemik. Penampilan Kelly Macdonald sebagai ibu Toby memberikan kedalaman emosional, mencerminkan hubungan keluarga yang tertekan oleh tekanan sosial.
Hugh Bonneville tampil menakutkan sebagai hakim, menggambarkan karakter yang tampak terhormat namun menyimpan rahasia gelap. Ketegangan semakin meningkat ketika Toby harus menghadapi konsekuensi dari pilihannya, yang membawa pada serangkaian peristiwa menegangkan.
Arah Anvari dengan cerdas membangun ketegangan, terutama di paruh kedua film, di mana taruhannya semakin tinggi. Pacing yang awalnya lambat berubah menjadi lebih cepat, menjaga penonton tetap terjaga hingga klimaks dramatis yang memaksa kita merenungkan dilema etika yang ada.
Namun, film ini juga memiliki beberapa kekurangan. Beberapa kritikus berpendapat bahwa alur cerita terkadang bergantung pada trope yang umum dalam genre thriller, yang bisa mengurangi daya tariknya. Beberapa karakter juga bisa dikembangkan lebih dalam untuk menambah resonansi emosional.
Sebagai kesimpulan, “I Came By” adalah thriller yang memprovokasi pemikiran, menggabungkan kritik sosial dengan drama yang intens. Arahan Anvari, bersama penampilan kuat dari MacKay dan Bonneville, menjadikannya film yang patut diperhatikan. Meskipun ada beberapa pola yang bisa diprediksi, film ini berhasil melibatkan penonton dan mendorong refleksi tentang kompleksitas moral dari karakternya.